Defenisi karies dan etiologinya
1.
Pengertian
Karies
Menurut
Kamus Kedokteran Dorland (2010), karies gigi adalah suatu proses penghancuran
setempat jaringan kalsifikasi yang dimulai pada bagian permukaan gigi melalui
proses dekalsifikasi lapisan email gigi yang diikuti oleh lisis struktur
organik secara ensnyzimatis sehingga terbentuk kavitas (lubang) yang bila
didiamkan akan menembus email serta dentin dan dapat mengenai bangian pulpa. Lesi
awal karies ada pada bagian permukaan email yang terjadi karena difusi asam.
Lesi primer yang secara klinis terdeteksi dikenal sebagai white spot dan dapat dibalikkan dengan remineralisasi dan
pertumbuhan kembali Kristal hidroksiapatit, suatu proses ditingkatkan dengan
fluoride. Karies yang parah menghasilkan kavitas kemudian dapat berlanjut ke
dentin dan ruang pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis dan abses
periapikal. (Fajerskov O dkk, 2008 kutipan Ainun Nur Arifah 2016).
Dikutip
dari Wala dkk. (2012) Streptococcus
mutans adalah mikroorganisme penyebab utama penyakit karies, adapun Lactobacilli dan mikroorganisme lain
juga ditemukan berperan dalam perkembangan penyakit ini. Penelitian terbaru
juga menyatakan bahwa ada pula peran jamur (Candida
albicans) sebagai bagian dari mikroorgamisme rongga mulut yang termasuk
penyebab karies.
Pemahaman
kita tentang karies berubah signifikan dalam abad terakhir. Sebuah Institusi
Kesehatan Nasioal di Domenick mengakui bahwa perawatan restorasi gigi tidak
menghentikan proses karies dan menekankan pentingnya meningkatkan diagnosis,
pencegahan dan manajemen karies pada tahap awal (karies non-kavitas). (Dornald
WM, 2010 kutipan Arifah, Ainun N. 2016).
2. Etiologi Karies
Karies
terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit menular
lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun
waktu. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa
faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies. (Ozdemir D, 2014 kutipan Arifah,
Ainun N. 2016).
Ada
tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet
dan ditambah faktor waktu, yang digambarkan sebagai tiga lingkaran yang
bertumpang-tindih (Gambar 1). Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap
faktor tersebut harus saling mendukung yaitu host yang rentan, mikroorganisme, substrat yang sesuai dan waktu
yang lama. (Putri, Megananda H. dkk, 2009 kutipan Arifah, Ainun N. 2016).
Mekanisme
terjadinya karies dapat digambarkan sebagai berikut: asidogenik dari plak
bakteri memfermentasikan karbohidrat, memproduksi asam organik, termasuk
laktik, formik, asetik dan propionik; asam ini akan berdifusi ke dalam email,
dentin atau sementum, yang secara parsial menghancurkan kristal mineral atau carbonated hydroxyapatite. Lebih lanjut
mineral yaitu kalsium dan phospat akan berdifusi dari gigi dan bila proses
terus berlanjut maka akan terjadi kavitas. Proses demineralisasi dapat
dikembalikan oleh kalsium dan phospat bersama fluor, berdifusi ke dalam gigi
dan menghasilkan lapisan baru pada sisa-sisa Kristal yang ada pada lesi awal
yang dikenal sebagai remineralisasi. Permukaan lapisan mineral yang baru ini
lebih tahan terhadap asam bila dibandingkan dengan mineral carbonated hydroxyapatite pada waktu awal. Proses demineralisasi
dan remineralisasi pada umumnya
sering terjadi berulang-ulang setiap hari. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kavitas atau adanya proses perbaikan. (Kidd Edwina dkk, 2012 kutipan Arifah,
Ainun N. 2016).