Sabtu, 23 April 2022

contoh makalah: Pengaruh Kebiasaan Mengunyah Pinang Terhadap Kesehatan Gigi Pada Masyarakat Papua Barat Suku Arfak

 TUGAS SOSIO BUDAYA DASAR
Pengaruh Kebiasaan Mengunyah Pinang Terhadap Kesehatan Gigi Pada Masyarakat Papua Barat Suku Arfak

Dosen : Hermin Nugraheni, SKM, M.Kes

Oleh Kelompok II:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019/2020 
DIV ALIH JENJANG KEPERAWATAN GIGI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 

         Pemebangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari. UU Kesehatan No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi.   

Kebiasaan mengunyah pinang merupakan salah satu ancaman terbesar dalam kesehatan khususnya kesehatan Gigi dan Mulut. Tanaman pinang telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu,terutama buahnya yang digunakan sebagai komponen utama campuran mengunyah pinang,dan makan sirih. Kebiasaan mengunyah pinang diyakini mampu menguatkan gigi,selain menambahkan komposisi yang lain seperti kapur telah dipercaya dapat menguatkan gigi,menghilangkan bau mulut dan menyebabkan warna merah pada gigi dan mulut. Bahkan ada yang mempercayai bisa sebagai obat untuk saluran pernapasan dan mampu melawan berbagai penyakit dirongga mulut.

Tradisi mengunyah pinang sudah dilakukan di beberapa daerah Indonesia termasuk di daerah Suku Arfak Papua Barat, bagi masyarakat Suku Arfak mengunyah pinang dicampur dengan batang sirih dan kapur bukan hal yang asing di daerah Suku Arfak Papua Barat karena sudah menjadi kebiasaan sehari hari yang diwariskan dari nenek moyang dan mempererat kekerabatan. Sampai saat ini mengunyah pinang seakan tak bisa dipisahkan dari kehidupan Suku Arfak Papua Barat.

Pada mulanya  mengunyah pinang tidak lain untuk penyedap mulut. Kebiasaan ini kemudian berlanjut menjadi kesenangan dan terasa nilmat sehingga sulit untuk dilepaskan. Fungsi lain mengunyah pinang yaitu menyangkut tata pergaulan dan tata nilai dalam kemasyarakatan. Hal itu tercermin dari adanya kebiasaan mengunyah pinang,bagian dari hidangan Penghormatan untuk tamu, sarana penghantar bicara, sebagai mahar perkawinan, alat pengikat dalam pertunangan sebelum pernikahan dan juga sebagai pengobatan tradisional.

Budaya mengunyah pinang pada masyarakat Suku Arfak Papua Barat sudah menjadi budaya yang tidak memperhatikan umur, ras, pangkat dan golongan. Hal tersebut telah menjadi kebiasaan yang mengakar kuat dalam masyarakat sehingga diharap dapat mempererat tali persaudaraan dalam keseharian kehidupan masyarakat Suku Arfak Papua Barat. Suku Arfak Papua Barat mengupas kulit pinang menggunakan gigi geligi sampai bertemu buahnya, mencelupkan batang sirih kedalam bubuk kapur, lalu memakannya bersama-sama.

Ditinjau dari segi kedokteran gigi, kebiasaan mengunyah pinang dapat mengakibatkan penyakit periodontal. Penyebab terbentuknya penyakit periodontal adalah kalkulus atau karang gigi akibat stagnasi saliva pengunyah pinang karena adanya kapur Ca(OH)2. Gabungan kapur dengan pinang mengakibatkan timbulnya respon primer terhadap pembentukan senyawa oksigenreaktif dan mungkin mengakibatkan kerusakan oksidatif pada DNA di aspek bukal mukosa. Efek negatif adalah dapat mengakibatkan penyakit periodontal atau gingiva dengan adanya lesi-lesi pada mucosa mulut dan bahkan bisa menyebabkan kanker mulut.

Kapur yang digunakan dalam mengkonsumsi sirih pinang sebenarnya mempunyai manfaat untuk kesehatan periodontal karena mengandung  zat kitin yang bermanfaat untuk kesehatan jaringan periodontal. Meskipun demikian produk kitin yang digunakan pada saat mengunyah pinang berbentuk serbuk kapur yang dapat merusak jaringan periodonsium secara mekanis dengan cara pembentukan kalkulus yang akan menyebabkan peradangan jaringan periodontal dan kegoyangan gigi.

 

B.  B. RUMUSAN MASALAH

                Bagaimana pengaruh kebiasaan mengunyah pinang dengan kesehatan gigi

C.   C. TUJUAN

                Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan mengunyah pinang dengan kesehatan gigi

 

BAB II 

PEMBAHASAN

 A.    PENGERTIAN PINANG

Pinang adalah tanaman kelapa yang ditemukan di Tiongkok, India, Asia Tenggara dan daerah tropis Afrika. Mengunyah pinang adalah aktivitas popular pada zaman dahulu dan bahkan masih sering dilakukan bagi masyarakat tinggal di pedesaaan sampai saat ini.


Pinang(Areca catechu) adalah buah palem berbatang tunggal dan ramping yang dapat tumbuh sampai 30 m. Pinang dibudidayakan dari Afrika timur dan Asia Tenggara dari Indonesia pinang sering digunakan dalam ritual budaya atau social. Biji buah pinang mengandung proantisianidin yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan flavonoid. Proantosianidin mempunyai efek antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, anti inflamasi, anti alergi dan vasodilatasi( Abdul R.F.,2008 )
Masyarakat Papua memiliki budaya yang begitu kaya. Berbicara tentang budaya tentu tidak lepas dari tradisi yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Salah satu tradisi yang melekat di masyarakat Suku Arfak Papua Barat hingga saat ini adalah tradisi mengunyah pinang.


Masyarakat Suku Arfak Papua Barat gemar mengunyah pinang karena pinang bisa menguatkan gigi dan gusi,tidak hanya itu mereka menikmati buah pinang karena sensasi tersendiri dan rasanya. Kombinasi manis keasamanan seperti rasa pasta gigi inilah yang menjadi sensasi mengunyah pinang. Bahkan beberapa masyarakat mengatakan bahwa tidak ada makanan atau bumbu lain yang rasanya menandingi buah pinang. Mereka menganggap buah pinang seperti candu karena bila mereka tidak mengunyah pinang seperti ada yang kurang dalam hidup mereka.


Umumnya buah pinang dinikmati dengan menggunakan tepung kapur yang diolah dari cangkang kerang. Hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa asam dan pahit dari getah pinang. Perpaduan ini membuat sensasi mengunyah buah pinang semakin nikmat. Selain itu, batang sirih pun dipakai untuk menjadi penetral getirnya getah pinang saat dikunyah.


Saat mengunyah buah pinang ada beberapa ritual kecil yang biasa dilalui. Awalnya buah pinang dikupas dengan menggunakan gigi kemudian isi buah pinang dikunyah hingga hancur. Umumnya buah pinang yang baik akan menghasilkan cairan kental saat dikunyah sedangkan yang kurang baik akan menghasilkan cairan yang lebih cair. Selain itu batang sirih dicelupkan pada bubuk kapur dan dikunyah bersama dengan pinang. Hasil dari kombinasi ini adalah cairan kental berwarna merah yang biasanya diludah ditanah oleh para pengunyah pinang. Konon hasil sisa kunyahan pinang ini dapat menyuburkan tanah atau tanaman karena sampah organic.

B.     MANFAAT BUAH PINANG

1.      Mengatasi mulut kering

Orang yang menyirih biasanya mulutnya tidak kering hal ini di sebabkan oleh kinerja buah pinang yang membuat kelenjar ludah menjadi keluar terus menerus. Ludah ini akan mencegah orang terserang penyakit seperti disentri dan sindrom sjogren.

2.      Menguatkan gigi dan gusi

Iris beberapa buah pinang kemudian kunyah irisan pinang tersebut hal tersebut dapat menguatkan gigi dan gusi.

3.      Obat cacing

Siapkan seperempat buang pinang, temulawak berukuran setengah jari, kunyit setengah jari. Semua bahan ini di rebus hingga matang dan kemudian saring airnya dan minum. Kandungan air minuman ini dapat mengatasi penyakit cacingan. Hal ini di gunakan pula oleh peternakan ayam agar ayam-ayam peternak tidak cacingan dan dapat mempertahankan produksi telur karena bebas dengan cacing.

4.      Mengobati kulit yang luka

Cari daging buah oinnang yang masih muda kemudian tumbuk hingga halus, tempelkan hasil tumbukan ini kepada kulit yang terluka. Lakukan secara bertahap dan continue luka tersebut akan cepat sembuh.

5.      Rabun mata

Kunyah daging pohon pinang dan telan airnya hal tersebut dapat mengatasi rabun pada mata.

6.      Mengencangkan vagina

Menurut Dian gantini seorang Herbalife mengatakan bahwa buah yang memiliki rasa sepat agak asam ini di katakan jika sangat baik untuk pemulihan vagina setelah proses melahirkan. Cara untuk mengkonsumsinya juga termasuk mudah dengan cara memasak buah pinang kemudian menyaring airnya dan kemudian di minum secara berkelanjutan setelah proses melahirkan.

7.      Meningkatkan vitalitas

Selain mengencangkan vagina pinang ternyata juga dapat meningkat kemampuan atau keperkasaan pria. Selain itu dapat menstimulasi hormon untuk meningkatkan gairah seks karena pinang terdapat sebuah senyawa yang dapat meningkatkan kinerja jantung membuat hal ini mungkin terjadi. Namun harus di cermati menkonsumsi pinang harus di batasi karena berbahaya bagi tubuh jika terlalu berlebihan.

C.    CARA KONSUMSI PINANG

        Buah pinang muda atau tua sama-sama dipercaya memiliki manfaat untuk kesehatan. Pinang juga dapat dikonsumsi dengan berbagai cara. Pinang bisa dikonsumsi langsung, direbus dan airnya diminum air rebusannya dan terdapat juga pinang ekstrak dan tersedia dalam bentuk jamu. Pinang yang dikonsumsi secara langsung juga bisa dimakan mentah ataupun dimasak dengan cara dipanggang maupun dibaka

D.    DAMPAK NEGATIF BUAH PINANG

        Namun perlu di ingat mengkonsumsi buah pinang harus segera di hentikan jika penyakit yang di derita sudah sembuh karena di percaya buah ini mempunyai racun di dalamnya. Konsumsi berlebihan akan berbahaya pada tubuh  di percaya kandungan tersebut dapat membuat manusia mengidap kanker. Selain hal itu kegiatan mengunyah pinang yang menggunakan buah pinang di dalamnya jika berlebihan akan menimbulkan anemia terhadap pelaku tersebut, oleh karena itu kegiatan mengunyah harus di jauhi oleh ibu hamil. Selain itu efek sampingnya antara lain memperburuk kondisi orang yang memiliki tekanan darah yang tinggi atau rendah dan membuat detak jantung tidak beraturan. Kandungan arekaina dan arekolina inilah yang membuat pinang mempunyai racun di dalamnya dan kedua senyawa ini sangat akditif. Oleh karena itu jika penyakit yang di idap harus sudah hilang harus langsung berhenti mengkonsumsi Pinang tersebut.


BAB III

PENUTUP

 A.    KESIMPULAN

     Perilaku mengunyah pinang pada masyarakat Suku Arfak Papua Barat dilakukan karena kepercayaan tentang khasiat yang berdampak positif bagi kesehatan yang sudah diwariskan oleh para leluhur membuat perilaku mengunyah pinang dianggap identitas diri budaya masyarakat Suku Arfak Papua Barat. Meskipun mayoritas memiliki tampilan gigi yang berwarna kuning tetapi hal itu tidak menjadi masalah. Perilaku mengunyah pinang dipercaya dapat menghilangkan rasa sakit gigi, membuat gigi menjadi kuat, membuat lebih percaya diri, menunda lapar, menghilangkan rasa kantuk, menghilangkan bau mulut dan menghilangkan stress.

            Budaya tentang perilaku mengunyah pinang pada masyarakat Suku Arfak Papua Barat dianggap sebagai bentuk persahabatan karena dapat meningkatkan tali persaudaraan. Masyarakat Suku Arfak Papua Barat selalu menyediakan pinang, kapur dan batang sirih kepada tamu sebagai lambing kehormatan saat acara pesta pernikahan, minang dan acara syukuran.

        Namun dibalik manfaatnya kebiasaan mengunyah pinang memiliki dampak negatif yang dapat membahayakan kesehatan.

B.     SARAN

1.      Bagi petugas kesehatan

Disarankan agar petugas kesehatan melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang dampak dari mengunyah pinang yang berlebihan.

2.      Bagi Masyarakat

Disarankan untuk mayarakat Suku Arfak Papua Barat untuk mengurangi mengunyah pinang karena dapat membahayakan kesehatan


DAFTAR PUSTAKA

Dinkes, 2012. Profil Dinas Kesehatan Kota Jayapura : Papua.

Iptika, Amalisa, 2013. Keterkaitan Kebiasaan Kepercayaan Mengunyah Sirih Pinang dengan Kesehatan gigi, departemen Antropologi FISIP Universitas Airlangga.

Lim, Emerson, 2007. Kebiasaan Mengunyah Sirih dan Lesi Yang Dijumpai Pada Mukosa Oral Masyarakat Batak Karo. Skripsi : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.