TUGAS SOSIO BUDAYA DASARPengaruh
Kebiasaan Mengunyah Pinang Terhadap Kesehatan Gigi Pada Masyarakat Papua Barat
Suku Arfak
Dosen : Hermin Nugraheni, SKM, M.Kes
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemebangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari. UU Kesehatan No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi.
Kebiasaan
mengunyah pinang merupakan salah satu ancaman terbesar dalam kesehatan
khususnya kesehatan Gigi dan Mulut. Tanaman pinang telah banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu,terutama buahnya yang digunakan sebagai
komponen utama campuran mengunyah pinang,dan makan sirih. Kebiasaan mengunyah
pinang diyakini mampu menguatkan gigi,selain menambahkan komposisi yang lain
seperti kapur telah dipercaya dapat menguatkan gigi,menghilangkan bau mulut dan
menyebabkan warna merah pada gigi dan mulut. Bahkan ada yang mempercayai bisa
sebagai obat untuk saluran pernapasan dan mampu melawan berbagai penyakit
dirongga mulut.
Tradisi
mengunyah pinang sudah dilakukan di beberapa daerah Indonesia termasuk di
daerah Suku Arfak Papua Barat, bagi masyarakat Suku Arfak mengunyah pinang
dicampur dengan batang sirih dan kapur bukan hal yang asing di daerah Suku
Arfak Papua Barat karena sudah menjadi kebiasaan sehari hari yang diwariskan
dari nenek moyang dan mempererat kekerabatan. Sampai saat ini mengunyah pinang
seakan tak bisa dipisahkan dari kehidupan Suku Arfak Papua Barat.
Pada
mulanya mengunyah pinang tidak lain
untuk penyedap mulut. Kebiasaan ini kemudian berlanjut menjadi kesenangan dan
terasa nilmat sehingga sulit untuk dilepaskan. Fungsi lain mengunyah pinang
yaitu menyangkut tata pergaulan dan tata nilai dalam kemasyarakatan. Hal itu
tercermin dari adanya kebiasaan mengunyah pinang,bagian dari hidangan
Penghormatan untuk tamu, sarana penghantar bicara, sebagai mahar perkawinan, alat
pengikat dalam pertunangan sebelum pernikahan dan juga sebagai pengobatan
tradisional.
Budaya
mengunyah pinang pada masyarakat Suku Arfak Papua Barat sudah menjadi budaya
yang tidak memperhatikan umur, ras, pangkat dan golongan. Hal tersebut telah
menjadi kebiasaan yang mengakar kuat dalam masyarakat sehingga diharap dapat
mempererat tali persaudaraan dalam keseharian kehidupan masyarakat Suku Arfak
Papua Barat. Suku Arfak Papua Barat mengupas kulit pinang menggunakan gigi
geligi sampai bertemu buahnya, mencelupkan batang sirih kedalam bubuk kapur, lalu
memakannya bersama-sama.
Ditinjau
dari segi kedokteran gigi, kebiasaan mengunyah pinang dapat mengakibatkan
penyakit periodontal. Penyebab terbentuknya penyakit periodontal adalah
kalkulus atau karang gigi akibat stagnasi saliva pengunyah pinang karena adanya
kapur Ca(OH)2. Gabungan kapur dengan pinang mengakibatkan timbulnya respon
primer terhadap pembentukan senyawa oksigenreaktif dan mungkin mengakibatkan
kerusakan oksidatif pada DNA di aspek bukal mukosa. Efek negatif adalah dapat
mengakibatkan penyakit periodontal atau gingiva dengan adanya lesi-lesi pada
mucosa mulut dan bahkan bisa menyebabkan kanker mulut.
Kapur yang digunakan dalam mengkonsumsi sirih pinang sebenarnya mempunyai manfaat untuk kesehatan periodontal karena mengandung zat kitin yang bermanfaat untuk kesehatan jaringan periodontal. Meskipun demikian produk kitin yang digunakan pada saat mengunyah pinang berbentuk serbuk kapur yang dapat merusak jaringan periodonsium secara mekanis dengan cara pembentukan kalkulus yang akan menyebabkan peradangan jaringan periodontal dan kegoyangan gigi.
B. B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh kebiasaan mengunyah pinang dengan kesehatan gigi
C. C. TUJUAN
Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan mengunyah pinang dengan kesehatan gigi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PINANG
Pinang adalah tanaman kelapa yang ditemukan di Tiongkok, India, Asia Tenggara dan daerah tropis Afrika. Mengunyah pinang adalah aktivitas popular pada zaman dahulu dan bahkan masih sering dilakukan bagi masyarakat tinggal di pedesaaan sampai saat ini.
Pinang(Areca catechu)
adalah buah palem berbatang tunggal dan ramping yang dapat tumbuh sampai 30 m. Pinang
dibudidayakan dari Afrika timur dan Asia Tenggara dari Indonesia pinang sering
digunakan dalam ritual budaya atau social. Biji buah pinang mengandung
proantisianidin yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan
flavonoid. Proantosianidin mempunyai efek antibakteri, antivirus, antikarsinogenik,
anti inflamasi, anti alergi dan vasodilatasi( Abdul R.F.,2008 )
Masyarakat Papua memiliki
budaya yang begitu kaya. Berbicara tentang budaya tentu tidak lepas dari
tradisi yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Salah satu
tradisi yang melekat di masyarakat Suku Arfak Papua Barat hingga saat ini
adalah tradisi mengunyah pinang.
Masyarakat Suku Arfak
Papua Barat gemar mengunyah pinang karena pinang bisa menguatkan gigi dan gusi,tidak
hanya itu mereka menikmati buah pinang karena sensasi tersendiri dan rasanya. Kombinasi
manis keasamanan seperti rasa pasta gigi inilah yang menjadi sensasi mengunyah
pinang. Bahkan beberapa masyarakat mengatakan bahwa tidak ada makanan atau
bumbu lain yang rasanya menandingi buah pinang. Mereka menganggap buah pinang
seperti candu karena bila mereka tidak mengunyah pinang seperti ada yang kurang
dalam hidup mereka.
Umumnya buah pinang
dinikmati dengan menggunakan tepung kapur yang diolah dari cangkang kerang. Hal
ini dilakukan untuk mengurangi rasa asam dan pahit dari getah pinang. Perpaduan
ini membuat sensasi mengunyah buah pinang semakin nikmat. Selain itu, batang
sirih pun dipakai untuk menjadi penetral getirnya getah pinang saat dikunyah.
Saat mengunyah buah
pinang ada beberapa ritual kecil yang biasa dilalui. Awalnya buah pinang dikupas
dengan menggunakan gigi kemudian isi buah pinang dikunyah hingga hancur. Umumnya
buah pinang yang baik akan menghasilkan cairan kental saat dikunyah sedangkan
yang kurang baik akan menghasilkan cairan yang lebih cair. Selain itu batang
sirih dicelupkan pada bubuk kapur dan dikunyah bersama dengan pinang. Hasil
dari kombinasi ini adalah cairan kental berwarna merah yang biasanya diludah
ditanah oleh para pengunyah pinang. Konon hasil sisa kunyahan pinang ini dapat
menyuburkan tanah atau tanaman karena sampah organic.
B. MANFAAT BUAH PINANG
1. Mengatasi mulut kering
Orang yang menyirih biasanya mulutnya tidak kering hal ini di sebabkan oleh kinerja buah pinang yang membuat kelenjar ludah menjadi keluar terus menerus. Ludah ini akan mencegah orang terserang penyakit seperti disentri dan sindrom sjogren.
2. Menguatkan gigi dan gusi
Iris beberapa buah pinang kemudian kunyah irisan pinang tersebut hal tersebut dapat menguatkan gigi dan gusi.
3. Obat cacing
Siapkan seperempat buang pinang, temulawak berukuran setengah jari, kunyit setengah jari. Semua bahan ini di rebus hingga matang dan kemudian saring airnya dan minum. Kandungan air minuman ini dapat mengatasi penyakit cacingan. Hal ini di gunakan pula oleh peternakan ayam agar ayam-ayam peternak tidak cacingan dan dapat mempertahankan produksi telur karena bebas dengan cacing.
4. Mengobati kulit yang luka
5.
Rabun mata
Kunyah daging pohon pinang dan telan airnya hal tersebut
dapat mengatasi rabun pada mata.6.
Mengencangkan
vagina
Menurut Dian gantini seorang Herbalife mengatakan bahwa buah yang memiliki rasa sepat agak asam ini di katakan jika sangat baik untuk pemulihan vagina setelah proses melahirkan. Cara untuk mengkonsumsinya juga termasuk mudah dengan cara memasak buah pinang kemudian menyaring airnya dan kemudian di minum secara berkelanjutan setelah proses melahirkan.
7.
Meningkatkan
vitalitas
Selain mengencangkan vagina pinang ternyata juga dapat meningkat kemampuan atau keperkasaan pria. Selain itu dapat menstimulasi hormon untuk meningkatkan gairah seks karena pinang terdapat sebuah senyawa yang dapat meningkatkan kinerja jantung membuat hal ini mungkin terjadi. Namun harus di cermati menkonsumsi pinang harus di batasi karena berbahaya bagi tubuh jika terlalu berlebihan.
C. CARA KONSUMSI PINANG
Buah pinang muda atau tua sama-sama dipercaya memiliki manfaat untuk kesehatan. Pinang juga dapat dikonsumsi dengan berbagai cara. Pinang bisa dikonsumsi langsung, direbus dan airnya diminum air rebusannya dan terdapat juga pinang ekstrak dan tersedia dalam bentuk jamu. Pinang yang dikonsumsi secara langsung juga bisa dimakan mentah ataupun dimasak dengan cara dipanggang maupun dibaka
D. DAMPAK NEGATIF BUAH PINANG
Namun perlu di ingat mengkonsumsi buah pinang harus segera di hentikan jika penyakit yang di derita sudah sembuh karena di percaya buah ini mempunyai racun di dalamnya. Konsumsi berlebihan akan berbahaya pada tubuh di percaya kandungan tersebut dapat membuat manusia mengidap kanker. Selain hal itu kegiatan mengunyah pinang yang menggunakan buah pinang di dalamnya jika berlebihan akan menimbulkan anemia terhadap pelaku tersebut, oleh karena itu kegiatan mengunyah harus di jauhi oleh ibu hamil. Selain itu efek sampingnya antara lain memperburuk kondisi orang yang memiliki tekanan darah yang tinggi atau rendah dan membuat detak jantung tidak beraturan. Kandungan arekaina dan arekolina inilah yang membuat pinang mempunyai racun di dalamnya dan kedua senyawa ini sangat akditif. Oleh karena itu jika penyakit yang di idap harus sudah hilang harus langsung berhenti mengkonsumsi Pinang tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perilaku mengunyah pinang pada masyarakat Suku Arfak Papua Barat dilakukan karena kepercayaan tentang khasiat yang berdampak positif bagi kesehatan yang sudah diwariskan oleh para leluhur membuat perilaku mengunyah pinang dianggap identitas diri budaya masyarakat Suku Arfak Papua Barat. Meskipun mayoritas memiliki tampilan gigi yang berwarna kuning tetapi hal itu tidak menjadi masalah. Perilaku mengunyah pinang dipercaya dapat menghilangkan rasa sakit gigi, membuat gigi menjadi kuat, membuat lebih percaya diri, menunda lapar, menghilangkan rasa kantuk, menghilangkan bau mulut dan menghilangkan stress.
Budaya tentang perilaku mengunyah pinang pada masyarakat Suku Arfak Papua Barat dianggap sebagai bentuk persahabatan karena dapat meningkatkan tali persaudaraan. Masyarakat Suku Arfak Papua Barat selalu menyediakan pinang, kapur dan batang sirih kepada tamu sebagai lambing kehormatan saat acara pesta pernikahan, minang dan acara syukuran.
Namun dibalik manfaatnya kebiasaan mengunyah pinang memiliki dampak negatif yang dapat membahayakan kesehatan.
B. SARAN
1. Bagi petugas kesehatan
Disarankan agar petugas kesehatan melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang dampak dari mengunyah pinang yang berlebihan.
2. Bagi Masyarakat
Disarankan untuk mayarakat Suku Arfak Papua Barat untuk mengurangi mengunyah pinang karena dapat membahayakan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes, 2012. Profil Dinas Kesehatan Kota Jayapura : Papua.
Iptika, Amalisa, 2013. Keterkaitan Kebiasaan Kepercayaan Mengunyah Sirih Pinang dengan Kesehatan gigi, departemen Antropologi FISIP Universitas Airlangga.
Lim, Emerson, 2007. Kebiasaan Mengunyah Sirih dan Lesi
Yang Dijumpai Pada Mukosa Oral Masyarakat Batak Karo. Skripsi : Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.